Ada banyak kaos bertema lokalitas daerah di Tegal pada kurun waktu 2009-2011. Kaos ini bertemakan kedaerahan dan mengangkat berbagai hal tentang keaslian dan kearifan lokal di Tegal. Ada kaos umbrus yang saat itu saya mengerti ketika mampir ke rumah salah seorang Budayawan Tegal H. Tambari Gustam. Konsepnya adalah kata-kata, plesetan Tegalan tapi minim gambar atau ilustrasi dan pasarnya menengah ke bawah. Desainer kaos ini kata Pak Tambari adalah mahasiswa dari ISI.

Ada kaos ngresula, kaos unik yang berasal dari ilustrasi-ilustrasi di radar Tegal. Ilustrasi ini kemudian disablon ke dalam kaos putih atau hitam dan dibuat di Bandung. Kemudian hadirlah kaos Galgil yang merupakan transformasi dari Tegal Cyber Clothing (salah satu unit usaha Tegal Cyber Community) yang kemudian berdiri sendiri dengan joinan/patungan antar anggotanya. Lahir juga kaos Jakwir Cetem milik sahabat saya Ersal Aburizal yang kiosnya bertempat di Pom Bensin Karanganyar. Desainernya adalah sahabat Ersal yang berada di Surabaya.

ketiga kaos Tegal yang kita kenal di atas justru tidak ada yang membuat di Tegal tapi dibuat di Bandung dan Di Jogja. Tapi ini lumrah karena dalam proses transformasi bisnis, menjadi hulu/vendor itu sangat sulit dan riskan dengan bahaya investasi. Dalam proses menuju kemandirian saya berdoa supaya semua proses ini kapan-kapan bisa semua proses dilakukan di Tegal supaya UKM kaos di Tembok yang dulu jaya bisa bangkit lagi karena sebenarnya secara kualitas kita masih bisa kayak Bandung. Kita bisa juga nambah lapangan kerja.

Kaos Galgil sendiri adalah penelitian skripsi saya. Tepatnya skripsi nekat saya di Geografi UI. Skripsi ini menghabiskan waktu penelitian, pengumpulan data & observasi, serta tinjauan literatur+pengolahannya selama 2 semester ditambah dengan ikut jaga outlet. Walhasil saya lulus telat (4 1/2 tahun kuliah) karena idealisme saya sendiri: ingin meneliti geografi dengan sudut pandang formal dan material lain.

Geografi & Kaos? Lho kok bisa. Bisa saja soalnya geografi itu hanya ilmu alat. Obyek kajian/materialnya bisa banyak sekali. Saya meneliti tentang bagaimana konsumen sebuah produk berkembang dalam koridor difusi spasial dan melakukan pemetaan atas letak konsumen-konsumen dibanding outlet. Teori difusi spasial bisa terjadi di suatu usaha dan bisa kita amati perkembangannya dari mulai nol. Pada penelitian ini saya mengumpulkan bagaimana kronologisnya time series dalam ruang/space. Bingung kan? Sederhananya ini adalah penelitian dari mulai berkembangnya suatu proses dan menerjemahkan proses itu dalam peta. Begitu. Hehehe.

Sebelum menuju analisa ruang, pertama kali saya mencoba mengamati hubungan antara antara TegalCyber (selanjutnya disebut TCC) dan kaos GalGil. Adapun kronologis terbentuknya Kaos GalGil ini adalah:

November 2009

Hari ulang tahun yang sekaligus secara resmi menjadi hari jadi forum TegalCyber. Forum TegalCyber adalah forum yang pada awalnya dibuat oleh Mas Budi (Awang) sebagai kreatornya atau biasa dikenal dengan nama My Benihime. Forum ini pada awalnya sangat sepi bahkan saya dengar sampai mengkloning User ID untuk mendapatkan member. Perjuangan merintis forum ini sangat berat hingga kemudian dibentuk sebuah kepengurusan di forum maya ini kemudian forum menjadi ramai dan membernya sekarang lebih dari empat ribuan User ID.

Maret 2010

Ahmad Zakiyamini selaku anggota TegalCyber biasa mengusulkan ide untuk TegalCyber Clothing dimana dia mengusulkan sebanyak 7 desain. Ide ini dipost di TegalCyber.org dan mendapat respon yang cukup baik tapi belum dapat diwujudkan. Sumber ini didapat berdasarkan wawancara Mas Zaki kepada saya. Ide TegalCyber clothing sendiri direalisasikan untuk menjadi suatu bisnis di dalam TCC atau unit usaha untuk menyokong keberadaan TCC sebagai suatu guyub yang kemudian di akhir 2010 berusaha menjadi organisasi profesional meskipun akhirnya bersifat paguyuban juga karena ini adalah organisasi forum online.

April 2010

Ide Pembuatan kaos resmi oleh Laksono Adi selaku pengurus untuk anggota TegalCyber, kaos ini bernama “Kaos Ndopok”. Kaos Ndopok berhasil direalisasikan pada bulan Mei akhir sebanyak 42 kaos. Ahmad Zakiyamini memulai diskusi dengan Laksono Adi dan menemukan titik terang untuk bisa diwujudkan. Sebagai tambahan, kaos ndopok itu di sablon di belakang ayam goreng kampung “Brewok” (ayam kesukaan saya), di situ juga saya pernah bikin kaos untuk D’Plongor. Kualitasnya lumayan bagus dan orangnya asyik.

Mei 2010

Acara gathering TegalCyber di Pantai Alam Indah, Kota Tegal yang dihadiri oleh 23 peserta, Ahmad Zakiyamini telah membawa satu prototype penting untuk “Back to Tegal” dalam momen yang sangat penting ini untuk merealisasikan ide kaosnya untuk didukung TegalCyber. Kaos prototype sederhana ini terbuat dari kaos oblong putih yang di sablon manual dengan desain menggunakan Adobe Photoshop (masih disablon di Kradenan-Kajen-Talang kalau tidak salah). Waktu itulah saya baru pertama kalinya ketemu Zaky karena di gath PAI saya tidak bisa datang (masih di Jakarta) untuk ngambil kaos ndopok pesanan. Memakai motir citysport, tampangnya serem n kita ketemu di bawah pohon mangga deket pegadaian. Wajahnya sukar dilupakan.

Juli 2010

Sebanyak 8 Investor dilibatkan dalam pembahasan untuk membuat kaos khas Tegal dengan modal awal pertama sebanyak 5 juta kemudian menjadi 8 juta. Patungan investor ada yang sejuta, ada yang tiga juta. Lalu terkumpul sebanyak 20 juta Rupiah. Tegalcyber Clothing diubah namanya menjadi GalGil agar lebih dikenal dan komersial serta para investornya setuju untuk independen berdiri menjadi bisnis terlepas dari TCC yang artinya sudah bukan unit usaha TCC. Tapi kebijakannya masih beriklan di TCC sehingga bisa memberikan paling tidak biaya iklan di situs forum TegalCyber.

Nama GalGil sendiri adalah usulan dari Ahmad Zakiyamini yang artinya: “berani dan siap berkelahi” bahasa Tegal lain untuk GalGil yang mirip adalah kemlithak, kemaki, angas, petengtang petengteng, dan petakhilan. Dalam skripsi saya tokoh utama dari GalGil adalah Zaki sebagai propagator dan penemu kaos GalGil. Ibaratnya Zaki lah yang memiliki hak paten merek ini secara informal berdasarkan kronologis.

Agustus 2010 (t1 pada penelitian difusi)

Pada penelitian ini disebut time series pertama dan proses launching atau t1 yaitu dari bulan Agustus hingga September 2011 dimana selama 2 bulan masih berlokasi di rumah salah satu investor Jalan Pala 11 Timur Mejasem, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Promosi hanya bersifat sederhana yaitu lewat mulut ke mulut propagator, dipasang di forum TegalCyber, membuat brosur kecil, komunikasi untuk promosi melalui facebook baru mulai diaktifkan

Oktober 2010 (t2 pada penelitian difusi)

Pada penelitian ini disebut time series kedua atau t2 yaitu dari bulan Oktober hingga Desember 2011 dimana outlet kaos GalGil telah berpindah di Ruko Graha Visio di Jalan Raya Kajen, Talang – Tegal (di depan Pasar Pesayangan). Promosi melalui facebook sudah mulai intensif.

November 2010

Draft AD TCC telah jadi dibuat oleh tim formaturnya saya dan kawan-kawan. Saya khusus merumuskan secara umum dan ngetik. AD ini dibuat dengan waktu sekitar 2 bulanan. Acaranya diselenggarakan kalo nggak salah hari Sabtu tanggal 13 November 2010 atau di atas tanggal itu kami mengadakan rapat buat membahas tentang AD TCC. Pesertanya waktu itu Saya, Afif, Supri (Barez), Zaki, Cylok, Hime, Nono, dsb di tengah terik PAI yang banjir dan kantor Dishub yang panas. Arsip anggaran dasar (AD) nya dapat didownload di sini:

ARSIP AD TCC 2010

Ada kejadian menarik, pada saat rapat AD semua berjalan mulus hingga pasal 20 ke atas yang membahas mengenai unit usaha. Terjadi pertentangan mengenai posisi GalGil yang lahir dari TCC dan kemudian berdiri sendiri. Rapat AD ini akhirnya bubar dengan tidak meninggalkan apa-apa karena tidak bisa mengatasi antara organisasi non-profit dan profit. Antara unit usaha dan entitas bisnis sehingga sampai hari ini (dan diprediksi seterusnya) TCC sebagai paguyuban tidak akan mempunyai landasan apa-apa sebagai organisasi.

Dari konteks tersebut saya memahami dan kemudian memiliki prinsip ini: “Teman, sahabat, guyub belum tentu melahirkan bisnis dan bisnis itu pasti melahirkan pertemanan” yang akan berusaha saya praktekkan sepenuhnya dalam perjalanan bisnis saya. Sebaiknya pula pada proses keguyuban itu tidak dicampuri dengan usaha-usaha bisnis yang sifatnya dapat merusak dan mengancam guyub itu sendiri. Malah mending anggotanya memiliki profesi/bisnis yang lain sehingga bisa berkumpul di guyub sebagai sarana silaturrohim bukan sarana kepentingan dan ego individual.

Setelah proses ini saya kemudian diminta Mas Nono untuk membuat peraturan forum. TCC kembali menjadi forum dengan kepengurusan organisasi yang dibubarkan. Selama di TCC saya menjadi moderator kuliner dan banyak menulis tentang review kuliner. Pasca TCC menjadi sepi saya menulis sendiri di blog mandiri: Only In Tegal sebagai arsip-arsip tulisan saya tentang Tegal. Kembali ke time series:

Januari 2011 (t3 pada penelitian difusi)

Pada penelitian ini disebut time series ketiga atau t3 yaitu dari bulan Januari hingga Agustus 2011 dimana outlet kaos GalGil telah berpindah di Ruko Graha Visio di Jalan Raya Kajen, Talang – Tegal (di depan Pasar Pesayangan), komunikasi untuk promosi melalui facebook telah sangat intensif, mulai bergabung dengan even-even di Tegal dan mengikuti pameran-pameran setempat. Pada time series ini GalGil mulai intensif menerima transaksi lewat paket pengiriman untuk seluruh Indonesia

Januari 2011 (t3 pada penelitian difusi)

Muncul tulisan Kaos sebagai kampanye budaya di Suara Merdeka yang disusun dan pewawancaranya adalah Mas Idos, anak Smansagal angkatan 2004. Beritanya bisa dilihat di sini. Sumber literatur di Suara Merdeka ini mengenai untung-rugi, kampanye budaya Tegal, warna kota, kondisi genekologis masyarakat Tegal, pelaku migrasi, migran dan perantau, infrastruktur pariwisata sebagian besar dari notes yang yang kutulis untuk GalGil dapat dilihat di sini waktu saya memegang kunci admin fb GalGil saat penelitian skripsi. Tulisan ini sudah muncul di situs resmi GalGil di sini. Mas Indra, selaku direktur utamanya minta ijin pada saya saat di desa Mentik, waktu itu kami akan berangkat pengajian.

In The End, berkaryalah untuk sesesuatu yang hidup lebih panjang daripadamu. Tujuan saya melakukan riset skripsi ini adalah agar terbuka riset-riset baru yang tidak monoton dalam geografi sendiri atau dalam Tegal. Riset baru itu sangat berat terlebih tidak ada acuan riset di perpustakaan UI sekalipun mengenai difusi spasial secara umum. Riset ini semoga dapat bermanfaat pula dalam pencarian kebenaran.

Wallahua’lam Bishowab…